Sabtu, 14 November 2009

Menyelami Samudera Tarbiyah

Ta'rif Tarbiyah ( pengertian tarbiyah )

1. Lughawi/bahasa/etimologis
raba – yarbu: tumbuh
rabba – yurabbi: menumbuhkan
a. At-Tansyi-ah (pembentukan)
ruhiyah-ma’nawiyah (spiritual)
fikriyah-tsaqafiyah (intelektual)
amaliyah-harakiyah
b. Ar-Ri’ayah (pemeliharaan)
mutaba’ah (kontrol) dan taqwim (evaluasi)
c. At-Tanmiyah (pengembangan)
meningkatkan kualitas dan memperbaiki kekurangan/kelemahan
d. At-Taujih (pengarahan) dan at-Tauzhif (pemberdayaan)
pengarahan, penugasan, penempatan, dan pemfungsian.


2.Ishtilahi/terminologis
Cara ideal berinteraksi dengan fitrah manusia, secara langsung (berupa kata-kata) maupun tidak langsung (melalui keteladanan) untuk memproses perubahan dalam diri manusia menuju kondisi yang lebih baik.
Proses penyiapan manusia yang shalih, agar tercipta keseimbangan dalam potensi, tujuan, ucapan, dan tindakan secara keseluruhan: ruhani, jasmani, dan akal fikiran; duniawi dan ukhrawi.

Landasan Tarbiyah

1. Al Qur-an
Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah
mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah (As Sunnah), serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. (QS 2: 151)

Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika
Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membaca-kan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS 3: 164)

Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara
mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS 62: 2)

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah kepada yang munkar. (QS 3:104)

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma’ruf dan mencegah kepada yang munkar dan beriman kepada Allah. (QS 3: 110)

2. Al Hadits
a. Manusia itu ibarat seratus unta, hampir-hampir saja dari seratus itu engkau tidak mendapatkan satu unta pemikul beban.
b. Manusia itu (ibarat) barang tambang, yang terbaik di antara mereka pada masa
Jahiliah adalah yang terbaik dalam Islam, jika mereka faham.


Tujuan Tarbiyah
Menciptakan kondisi yang kondusif bagi manusia untuk hidup di dunia secara lurus dan baik, serta hidup di akhirat dalam naungan ridla dan pahala Allah swt.
Agar manusia mampu:
1. Beribadah kepada Allah semata sesuai syariatnya, QS 51: 56.
2. Menegakkan khilafah Allah di muka bumi, QS 2: 30.
3. Membuat suasana saling mengenal sesama manusia, QS 49:13.
4. Membentuk kepemimpinan dunia, QS 24: 55.
5. Menghukum dengan syariat, QS 5: 49.

Target Tarbiyah

1. Memberikan gambaran Islam yang jelas: benar dan menyeluruh
2. Mampu berinteraksi dgn Islam: 1) internal (keyakinan, pemikiran, dan perasaan) untuk menghasilkan azam/tekad; dan 2) eksternal (penampilan, sikap, & tingkah laku) yang mencerminkan akhlak.
3. Pergerakan (harakah): 1) peningkatan ilmu & pengembangan
moral; dan 2) pengembangan/perluasan cakupan dakwah
4. Membentuk pengalaman/aplikasi harakah
5. Tanggung jawab: syariah dan dakwah
6. Pengembangan potensi (kafaah): dakwah, ilmiah, keterampilan.

Visi Tarbiyah
Menjadikan seorang muslim yang shalih sebagai dai yang produktif dan mampu mengemban amanah da’wah, seorang dai yang memiliki wawasan ilmiah dengan berbagai ilmu pengetahuan yang dibutuhkan. Mendukung potensi dan skill setiap orang dalam berbagai segi produktif yang diperlukan, demi mendukung dan mewujudkan cita-cita secepat mungkin.

Misi Tarbiyah

Seluruh kemampuan, perhatian dan energi akan selalu kami tumpahkan untuk merealisasi misi kami “ Menyiapkan seorang muslim sholeh sebagai dai yang :
1.Memiliki pengetahuan keislaman yang sesuai
dengan kebutuhan diri, umat, dan zamannya
2.Dapat mengembangkan bakat-bakat pribadi
untuk produktifitas dan kemandirian
3.Memiliki berbagai ketrampilan belajar dan ketrampilan hidup
4.Memiliki ilmu pengetahuan kontemporer,
sehingga mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan hidup dalam masyarakat.
5.Dapat berda’wah secara profesional dengan
mengenal lingkungan sosialnya.
6.Mampu turut membangun masyarakat madani.

Implementasi Tarbiyah

1. Tarbiyah harus memiliki marhalah (jenjang).
2. Tarbiyah memiliki batasan waktu yang lama, tidak terikat dengan jenjang waktu.
3. Tarbiyah tidak tergesa-gesa mendapatkan hasil.
4. Tarbiyah harus memulai dari dada setiap individu muslim, kemudian menyebarkan kepada marhalah lebih lanjut.
5. Tarbiyah memerlukan jamaah (wadah kelembagaan) yang baik.
6. Wadah kelembagaan harus memiliki program dan strategi yang jelas untuk ke depan.
7. Landasan manhaj dan patokan tarbiyah harus disesuaikan dengan arah, program dan rencana ke depan Jamaah.

Ciri Khas Tarbiyah

1. Da’wah Salafiah karena mereka menyeru untuk mengembalikan Islam kepada sumbernya yang jernih yakni kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.
2. Thariqah Sunniah karena dengan segenap kemampuannya mereka membawa dirinya untuk beramal dengan landasan Sunnah yang suci dalam segala hal khususnya dalam hal aqidah dan ibadah.
3. Haqiqah Shufiah karena mereka memahami bahwa asas kebaikan adalah kesucian jiwa, kejernihan hati, kontinyuitas amal, berpaling dari ketergantungan kepada makhluk, kecintaan karena Allah dan komitmen dengan kebajikan.
4. Hai’ah Siyasiah karena mereka menuntut perbaikan hukum dari dalam, meluruskan persepsi seputar hubungan ummat Islam dengan bangsa–bangsa lain di luar negeri serta mendidik masyarakat untuk memiliki kehormatan, harga diri dan kemauan yang kuat untuk mempertahankan jatidirinya sampai batas maksimal.
5. Jama’ah Riyadhiah karena mereka sangat memperhatikan fisiknya dan menyadari bahwa mu’min yang kuat lebih baik dari pada mu’min yang lemah. Sebagai konsekuensinya mereka juga sangat memperhatikan organisasi dan klub-klub olah raga sehingga menyamai atau bahkan berprestasi lebih baik dari pada klub-klub olah raga yang ada di luar jama’ah bahkan yang profesional sekalipun.
6. Rabithah ‘Ilmiah Tsaqafiah karena Islam menjadikan aktifitas mencari ilmu sebagai suatu kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah.
7. Syirkah Iqtishadiah karena Islam sangat memperhatikan pendistribusian harta dan perolehannya.
8. Fikrah Ijtima’iah karena mereka sangat memperhatikan penyakit-penyakit yang melanda masyarakat Islam dan berusaha memberikan terapi serta solusinya.

Muwashofat

Setiap individu dituntut untuk memiliki kelurusan akidah yang hanya dapat mereka peroleh melalui pemahaman terhadap al-Quran dan As-sunnah. (Salimul ‘Aqidah)
2. Setiap individu dituntut untuk beribadah sesuai dengan peruntuk yang disyariatkan kepada Rasulullah saw. Pada dasarnya, ibadah bukanlah hasil ijtihad seseorang karena ibadah itu tidak dapat diseimbangkan melalui penambahan, pengurangn atau penyesuaian dengan kondisi dan kemajuan zaman. (Shahihul ‘Ibadah).
3. Setiap individu dituntut untuk memiliki ketangguhan akhlak sehingga mampu mengendalikan hawa nafsu dan syahwat. (Matinul Khuluq)
4. Setiap individu dituntut untuk mampu menunjukkan potensi dan kreativitasnya dalam dunia kerja. (Qadirun ‘alal Kasbi)
5. Setiap individu dituntut untuk memiliki keluasan wawasan. Artinya, dia harus memampu memanfaatkan setiap kesempatan untuk mengembangkan wawasan. (Mutsaqqaful Fikri).
6. Setiap individu dituntut untuk memiliki kekuatan fisik melalui sarana-sarana yang dipersiapkan Islam. (Qawiyul Jism).
7. Setiap individu dituntut untuk memerangi hawa nafsunya dan senantiasa mengokohkan diri di atas huikum-hukum Allah melalui ibadah dan amal saleh. Artinya, kita dituntut untuk berjihad melawan bujuk rayu setan yang menjerumuskan manusia pada kejahatan dan kebatilan.(Mujahid lin Nafsi)
8. Setiap individu dituntut untuk mampu mengatur segala lurusannya sesuai dengan keteraturan Islam. Pada dasarnya, setiap pekerjaan yang tidak teratur hanya akan berakhir pada kegagalan. (Munadzam fi Syu’unihi)
9. Setiap individu dituntut untuk mampu meelihara waktunya sehingga dia akan terhindar dari kelalaian dan perbuatan manusia. Dengan begitu, dia pun akan mampu menghargai waktu orang lain sehingga dia tidak memberikan kesempatan kepada orang lain untuk melakukan kesia-siaan, baik untuk kehidupan dunia maupun akheratnya. Tampaknya, tepat sekali apa yang dikatakan oleh ulama salaf bahwa waktu itu ibarat pedang. Jika tidak kita tebaskan dengan tepat, pedang itu akan menebas diri kita sendiri. (Haritsun ‘ala Waktihi)
10. Setiap individu harus menjadikan dirinya bermanfaat bagi orang lain. (Nafi’un li Ghairihi)

Bidang Studi Tarbiyah

A. Dasar-dasar Keislaman
[1] Al quran dan ulumul quran, [2] Hadits dan ulumul hadits, [3] Aqidah, [4] Fiqh, [5] Akhlak, Sirah dan Kepribadian muslim.

B. Pengembangan Diri
[6] Metodologi berfikir dan riset, [7] Belajar mandiri, [8] Rumah tangga muslim, [9] Manajemen, [10] Bahasa arab, [11] Kesehatan dan kekuatan fisik, [12] Kependidikan dan keguruan

C.Da'wah dan Pemikiran Islam
[13] Fiqh da’wah, [14] Sejarah dan Peradaban ummat, [15] Dunia Islam kontemporer, [16] Pemikiran, Gerakan dan Organisasi pembaharuan, [17] Islam dan kekuatan-kekuatan lawan.

D. Sosial Kemasyarakatan
[18] Tata sosial kemasyarakatan, [19] Perundang-undangan, [20] Sistem politik dan hubungan internasional, [21] Ekonomi, [22] Seni dan budaya, [23] Iptek dan lingkungan, [24] Issu Kontemporer Sospol Da’wah Islam.


Sumber :
http://www.freewebs.com/erwinfaza/tentangtarbiyah.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar