Sabtu, 14 November 2009

Urgensi Tarbiyah Ruhiyah

Setiap manusia dibekali Allah SWT tiga potensi untuk menjalani kehidupan. Ketiganya sangat berpengaruh bagi kebaikannya dalam menjalani kehidupan. Ketiganya ibarat sub system yang saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Ketiga potensi manusia itu adalah ruh, akal, dan jasad.

Agar ketiganya berfungsi dengan baik, tentu harus dijaga, dibina, dan dilatih. Bila tidak, maka ketidakseimbangan hidup, dis-orientasi, bahkan kegagalan hidup akan mungkin dihadapi oleh seseorang yang tidak melakukan penjagaan, pembinaan, dan pelatihan terhadap ketiganya. Akal harus dijaga, diberi makanan, dibina, dan dilatih agar kita dapat berpikir dengan jernih; dapat membedakan mana yang haq dan mana yang bathil; dan juga dapat mengalami peningkatan ilmu dan wawasan.

Jasad harus ditempa, dilatih, diberi makanan yang halal dan thayib, agar tetap sehat; sehinga kita bisa melakukan setiap perbuatan yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya. Begitu pula halnya dengan ruh. Ruh kita membutuhkan nutrisi yang sehat agar ruhiyah (spiritual) kita tetap mantap; selau mendorong pada hal-hal yang bernuansa akhirat. Kekuatan ruhiyah memegang peranan penting dalam menyelamatkan seorang muslim dari jeratan dan tipu daya syetan.

Kekuatan ruhiyah yang didasarkan pada kekuatan keimanan, keikhlasan, kesabaran, dan sikap optimis adalah bekal utama seorang muslim dalam menghadapi musibah, ujian, dan fitnah kehidupan. Maka, jangan biarkan ruhiyah kita mengalami penurunan. Jauhkanlah diri dari segala aktivitas yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas ruhiyah, melemahnya iman, dan melunturnya ketaqwaan.

Rasulullah SAW telah memprediksi lemahnya aspek ruhiyah pada masa sekarang ini. Hal ini beliau sampaikan dalam sebuah hadits kepada para sahabatnya. Sabdanya, "Bukan kemiskinan yang aku khawatirkan pada kalian. Tapi, aku khawatir dunia diberikan secara luas kepada kalian, sebagaimana dulu diberikan kepada umat-umat sebelum kalian. Lalu, kalian bersaing memperebutkannya, persis seperti mereka. Akibatnya, dunia membinasakan kalian, seperti dulu membinasakan mereka." (HR. Muttafaq 'Alaih).

Untuk itu, kita harus menyadari bahwa terlalu asyik bercengkerama dengan 'dunia' hanya akan membuat ruh kita kering. Sehingga kita perlu melakukan penyucian ruhiyah dan mengokohkannya. Dan tentu saja hanya dengan tarbiyah (pembinaan) yang kontinyu, ruh kita akan kembali terisi dengan pancaran nur ilahi.

Mengalami kebugaran, semangat yang membara dalam melaksanakan qiyamul lail, shaum sunnah, tilawah, bersedekah, dan amal shalih lainnya. Allah SWT berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hadiid [57] : 28). [Swadaya-35]

Sumber :
Ahmad Kosasih
http://arsip.kotasantri.com/mimbar.php?aksi=Cetak&sid=216
26 Januari 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar